Ini bukan pertama kalinya Ansarallah meluncurkan operasi terhadap Israel. Awal pekan ini, kelompok tersebut juga mengumumkan dimulainya blokade laut di pelabuhan Haifa.
Saree memperingatkan perusahaan-perusahaan yang bergantung pada pelabuhan itu untuk segera bertindak.
Baca Juga:
Pasutri Terdakwa Pembunuh Roida Sagala di Dairi, Dituntut 18 dan 4 Tahun Penjara
Ia mengklaim bahwa langkah ini mengikuti sukses mereka menutup aktivitas pelabuhan Umm al-Rashrash (Eilat).
Radio militer Israel mencatat bahwa sejak perang di Gaza kembali pecah pada bulan Maret, setidaknya 37 roket telah ditembakkan dari Yaman ke wilayah Israel.
Pakar militer Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi menyebut pengumuman terbaru Ansarallah sebagai sinyal pergeseran ke strategi baru, yakni "pencegahan pembalasan".
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Kesiapan Pertamina Geothermal Pasok Listrik ke 2 Juta Pelanggan dengan Energi Bersih Tenaga Panas Bumi
Menurutnya, meskipun Ansarallah belum mampu menimbulkan kehancuran setara dengan agresi Israel di Yaman, mereka berhasil menciptakan kepanikan massal, mengacaukan jadwal penerbangan, serta memaksa evakuasi penduduk.
Al-Duwairi menambahkan bahwa dengan menyerang berbagai lokasi sekaligus, kelompok ini bertujuan membebani sistem pertahanan udara Israel hingga batas maksimal.
Serangan simultan tersebut tidak hanya menguras sumber daya, tetapi juga memicu tekanan ekonomi dan militer.