"Temuan
kami memberi bukti kalau manipulasi oleh pemerintahan lokal tidak terhenti pada
2012, tapi berlanjut dalam perilaku yang berbeda," bunyi sebagian isi
laporan di jurnal.
Kementerian
Lingkungan Cina mengumumkan pada 2017 telah menginvestigasi sebanyak 1.140
pejabatnya untuk sangkaan pelanggaran aturan polusi pascainspeksi tahun
sebelumnya.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Pada
awal 2018, kementerian itu menyatakan menjaring sejumlah pejabat dari tujuh
kota yang memanipulasi data.
Turiel
tak tahu apakah pengungkapan terbaru telah menghentikan masalah manipulasi data
tersebut.
Dia
juga mengatakan kalau data pembanding dari kantor kedutaan AS juga telah tak
tersedia.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Meski
begitu, Turiel juga mengatakan ada bukti kalau kualitas udara di kota-kota di
Cina secara umum membaik selama periode studi yang dilakukannya.
Data
versi Amerika menunjukkan konsentrasi PM2,5 tahunan turun lebih dari 25 persen
antara 2013 dan 2017.
Turiel
dan Kaufmann meyakini kalau pendekatan statistik mereka dapat digunakan oleh
pemerintahan negara-negara untuk mencari bukti manipulasi data kualitas udara
oleh pemerintah daerahnya, dan mengantar kepada penegakan hukum. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.