Bagi Iran, kata Levitt, mendanai Hamas pada akhirnya menawarkan cara yang tidak mahal secara finansial dan politik untuk melemahkan stabilitas Israel sambil mempertahankan kesan penyangkalan mengenai keterlibatannya.
3. Perpajakan, investasi, dan penyelundupan
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Asal dari Universitas Albany menjelaskan Hamas mendapat pendanaan melalui perpajakan, pemerasan, penyelundupan, penculikan, dan perampokan di sekitar Jalur Gaza.
Levitt, yang saat ini menjabat sebagai direktur program Reinhard mengenai kontra terorisme dan intelijen di Washington Institute for Near East Policy, mengatakan Hamas mengawasi "apa pun yang melintasi perbatasan mereka" dan mengendalikan aktivitas ekonomi di kawasan.
"Ketika ada terowongan penyelundupan yang digali ke Mesir, Hamas mengenakan pajak atas terowongan tersebut. Ketika Qatar, dengan persetujuan Israel dan AS, memberikan uang untuk membayar gaji di Jalur Gaza, Hamas dapat mengenakan pajak atas hal tersebut," kata Levitt
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
"Bisnis apa pun. Bantuan apa pun, bantuan kemanusiaan, truk demi truk yang datang setiap hari dari Israel ke Gaza semuanya bisa dikenakan pajak dan pemerasan - jadi pemasukan terbesar bagi Hamas saat ini bukanlah Iran."
4. Pencucian uang dan kripto
Levitt mengatakan Hamas sangat bergantung pada transaksi mata uang kripto dan pencucian uang berbasis perdagangan agar tidak mudah dilacak.