"Perusahaan yang tumbuh
terlalu besar dan global terlalu cepat akan dikendalikan untuk memastikan bahwa
mereka bekerja sama dengan prioritas pemerintah China," tambah Guthrie.
Aksi yang dilakukan
kedua negara membawa kerugian bagi keduanya tanpa terkecuali.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Aksi yang dilakukan oleh
pemerintah AS telah menghapus sekitar US$ 1
triliun dari nilai saham teknologi China yang terdaftar di luar negeri sejak
Februari.
Goldman Sachs bahkan
menilai ini menjadi aksi jual terburuk dalam sejarah.
Pasar saham AS telah
menjadi salah satu wadah pencarian modal asing bagi perusahaan China.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Terlepas dari ketegangan
antara kedua negara, perusahaan China masih mengumpulkan sekitar US$ 13,6 miliar dari daftar AS tahun lalu.
Data Dealogic mengungkap jumlah IPO tersebut
terbesar kedua setelah 2014, saat Alibaba (BABA) go public dalam IPO New York senilai US$ 25 miliar.
Sedangkan tahun ini ada
37 perusahaan China telah terdaftar di Amerika Serikat.