Gabungan nilai IPO
semuanya mencapai US$
12,6 miliar, jumlah tertinggi
untuk periode yang sama sejak tercatat mulai 1995.
Sementara itu, data Goldman Sachs mengungkap, investor AS sekarang memegang sekitar US$ 1 triliun di saham perusahaan China.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Jumlah tersebut termasuk
investasi sekitar US$
590 miliar di Hong Kong, US$ 330 miliar di Amerika Serikat, dan US$ 135 miliar di China daratan.
Belum lama ini, akibat
pengetatan China terhadap perusahaan teknologi membuat harga saham perusahaan ride hailing Didi Chuxing di Wall Street
anjlok.
Aksi ini membuat
sebagianperusahaan China yang bersiap IPO di Wall Street mundur.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Induk TikTok, Bytedance, platform e-commerce sosial Xiaohongshu, aplikasi
kebugaran Keep dan perusahaan data
medis LinkDoc Technology semuanya
telah menangguhkan atau membatalkan rencana untuk mendaftar di New York.
Sementara, aplikasi
pengiriman Lalamove sedang mempertimbangkan untuk mengalihkan rencana untuk IPO
AS senilai US$
1 miliar ke Hong Kong karena
regulator China menekan listing di luar negeri. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.