Bakteri akan dapat lebih mudah tersebar apabila adanya kerusakan pada epitel hidung (jaringan tipis di sepanjang langit-langit rongga hidung).
“Kami adalah orang pertama yang menunjukkan bahwa Chlamydia pneumoniae dapat menyebar langsung ke hidung dan otak, di mana penyakit ini dapat memicu patologi yang terlihat seperti penyakit Alzheimer,” ujar ahli saraf James St John dari Griffith University yang perkataanya dikutip dari laman tersebut.
Baca Juga:
Penemuan Baru: Kemungkinan Kehidupan Alien di Kutub Utara Merkurius
Oleh karena itu para meneliti menghubungkan adanya hubungan antara mengupil dan potensi meningkatnya penyakit Alzheimer. Karena kebiasaan mengupil akan berpotensi untuk merusak epitel hidung.
Ketika epitel hidung rusak dan menyebabkan infeksi, otak tikus akan menyimpan lebih banyak protein amiloid-beta yang dilepaskan sebagai bentuk respons terhadap infeksi.
Protein yang menggumpal ini juga yang ditemukan pada penderita penyakit Alzheimer.
Baca Juga:
Ilmuwan: Februari 2024 Tercatat Sebagai Bulan Terpanas
“Kita perlu melakukan penelitian ini pada manusia dan memastikan apakah jalur yang sama beroperasi dengan cara yang sama,” ungkap St John.
Meski penelitian ini belum terbukti secara valid dapat terjadi pada manusia, tetapi hasil dari penelitian ini layak untuk mendapatkan penyelidikan lebih lanjut.
Jika benar bahwa mengupil dapat meningkatkan potensi Alzheimer pada manusia, maka ini akan menjadi penelitian yang menghebohkan dunia kesehatan.