Budaya makan ikan sudah menjadi bagian integral dari tradisi kuliner Jepang yang berakar dalam sejarah mereka sebagai sebuah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya laut.
Ketersediaan ikan yang melimpah serta variasi jenisnya yang beragam telah membentuk kebiasaan masyarakat Jepang untuk mengonsumsi ikan secara rutin.
Baca Juga:
Fajar/Rian Juara Kumamoto Masters 2024
Ikan merupakan sumber protein hewani yang rendah lemak jenuh dan tinggi asam lemak omega-3. Asam lemak omega-3, terutama EPA (asam eicosapentaenoic) dan DHA (asam docosahexaenoic), memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, seperti mengurangi risiko penyakit jantung, meningkatkan fungsi otak, dan mengurangi peradangan dalam tubuh.
Konsumsi rutin omega-3 dari ikan telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi, dan bahkan beberapa jenis kanker.
Dampak positif ini sangat relevan dengan umur panjang penduduk Jepang. Studi populasi menunjukkan bahwa diet tinggi ikan dapat berkontribusi pada tingkat harapan hidup yang lebih panjang dan kualitas hidup yang lebih baik di usia lanjut.
Baca Juga:
Penduduk Pulau Sardinia di Italia Rata-rata Berusia 100 Tahun, Apa Rahasiannya?
Pola makan yang kaya akan ikan juga dikaitkan dengan kepadatan tulang yang lebih tinggi, mengurangi risiko osteoporosis pada populasi yang lebih tua.
Selain itu, pengolahan ikan dalam kuliner Jepang sering dilakukan dengan metode yang mempertahankan nutrisi, seperti dikukus, direbus, atau dipanggang dengan sedikit minyak. Ini menjaga kandungan nutrisi ikan tetap utuh dan tidak terlalu diproses, memaksimalkan manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari konsumsi ikan.
Secara keseluruhan, kecintaan orang Jepang terhadap makanan berbasis ikan tidak hanya mewakili kebiasaan kuliner mereka yang kaya akan warisan budaya, tetapi juga merupakan salah satu faktor utama yang mendukung pola makan sehat dan umur panjang yang menjadi ciri khas masyarakat mereka.