Ketidaksenangan
tinggal di rumah bertingkat itu diakui sendiri oleh Bung Karno (Cindy Adams,
2000).
Bu Inggit
juga merasa selain rumah kurang besar, "suamiku tidak senang naik turun tangga
di rumah bertingkat itu" (Ramadhan KH, 1988).
Baca Juga:
Sikapi Berbagai Isu Miring, Kemenko Polhukam Panggil Pengelola PIK
Mereka ingin
tinggal di rumah yang lebih besar dan nyaman dengan halaman luas.
Persis 20
tahun yang lalu, Kompas memuat tulisan
seorang pelaku sejarah yang mengetahui asal mula Bung Karno tinggal di Jalan
Pegangsaan Timur 56.
Dalam
artikelnya berjudul "Merah Putih, Ibu Fatmawati, dan Gedung Proklamasi" (Kompas, 16 Agustus
2001), Chairul Basri menceritakan pengalamannya ikut mencarikan rumah untuk
Bung Karno.
Baca Juga:
Jokowi dan Suara Parpol soal Amandemen UUD
Chairul Basri
yang pensiun sebagai mayor jenderal TNI AD, dan pernah menjadi Sekretaris
Jenderal Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (1966-1979), kemudian
menuliskan kisah itu dengan lebih rinci dalam bukunya, Apa yang Saya
Ingat (2003).
Ceritanya
berawal ketika Chairul Basri diminta seorang pejabat Jepang, Shimizu Hithoshi,
dari badan propaganda, untuk mencarikan rumah bagi keluarga Bung Karno.
Bersama
seorang teman, Adel Sofyan, keduanya bersepeda berkeliling daerah Menteng.