Lebih
lanjut, Erlina mengatakan, antrean pasien mulai tampak di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) dan banyak yang membutuhkan oksigen.
Sementara
itu, titik oksigen di IGD sangat terbatas.
Baca Juga:
Dokter Cabul di RSHS Dibidik IDI dan Kemenkumham
"Ini
menjadi dilematis sekali bagi dokter untuk memutuskan mana yang diberi oksigen. Tidak
menyenangkan bagi dokter, bagi keluarga pasien yang melihat keluarganya sesak
tapi tidak bisa diberi oksigen," tutur Erlina.
Di sisi
lain, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Isman Firdaus, mengatakan, munculnya kasus-kasus
denganvariant of concern ini seharusnya
disikapi dengan pembatasan yang lebih ketat.
Pasalnya,variant
of concern seperti Delta atau B.1.617 dan Alpha B.1.17 yang telah ditemukan
di Indonesia memiliki karakteristik lebih cepat menular.
Baca Juga:
Sikapi Dualisme Organisasi Profesi Kedokteran di Indonesia, Menko Yusril Sebut Idealnya Satu
Sebab,
menurut Isman, lonjakan pasien yang terjadi saat ini patut dicurigai sebagai
dampak dari menyebarnya varian tersebut.
"Ini patut
dicurigai dan dikhawatirkan, sehingga kita harus betul-betul melakukan rem
darurat," kata Isman.
Perhimpunan
5 Profesi Dokter juga mengusulkan agar PPKM menyeluruh dilakukan, seperti penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada masa awal pandemi.