“Data terbaru dari Inter-Parliamentary Union (IPU) menunjukkan bahwa rata-rata global keterwakilan perempuan di parlemen telah mencapai 26%, sementara Indonesia hanya mampu mencapai 21,9% untuk DPR RI. Angka ini menempatkan Indonesia pada peringkat 100 dalam Indeks Kesenjangan Gender Global tahun 2024, turun dari peringkat 87 pada tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya kesempatan ekonomi dan pemberdayaan politik bagi perempuan. Kondisi ini menegaskan bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam politik Indonesia,” ujar Titi.
Predium KPPI, Rahayu Saraswati menyampaikan pentingnya keterlibatan perempuan dalam posisi strategis baik di tingkat daerah maupun nasional.
Baca Juga:
Menteri PPPA Kawal Kasus Kekerasan Anak di Banyuwangi
Ia mengatakan banyak kebijakan terkait pemberdayaan perempuan sering kali terhambat karena administrasi yang tidak memadai atau kekurangan dukungan dari lembaga terkait.
“Perlunya reformasi dalam sistem pemilihan dan penguatan kuota perempuan. Dalam konteks ini, peran dan pengaruh perempuan dalam politik harus diperkuat untuk memastikan representasi yang lebih adil dan efektif dalam pengambilan keputusan di masa depan,” pungkas Rahayu Saraswati.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.