Pria kelahiran Karawang, 22 April 1947, itu menilai, rencana pembentukan massa tandingan
bisa membuat pergolakan semakin besar dan sulit diatasi.
Kiki pun tetap berpegang pada prinsip
operasi yang ada di Korem 164/WD, yakni operasi gerilya.
Baca Juga:
Dukung Giat TNI, Bupati Humbahas Ikut Serta Bersihkan Eceng Gondok di Danau Toba
Dalam satu waktu, Prabowo yang
memimpin Operasi Melati tiba di markas Korem 164/WD untuk memaparkan rencana
Kopassus kepada Kiki.
Dalam pemaparannya, Prabowo
menjelaskan bahwa Operasi Melati difokuskan pada bidang intelijen dan
teritorial, semisal penggalangan pemuda, penggarapan bidang komunikasi, termasuk
pembentukan massa tandingan.
Setelah Prabowo selesai memaparkan
fokus Operasi Melati, Kiki pun angkat bicara. Apa yang diucapkan Kiki tentu
adalah keberatannya.
Baca Juga:
Bupati Taput Apresiasi Giat TNI Manunggal Memelihara Danau Toba di Pantai Landai Balige
Menurutnya, strategi yang tepat untuk
menyelesaikan masalah di Timor-Timur adalah jalur diplomasi, dan bukan membuat
massa tandingan.
"Wo, Anda pasti paham bahwa
senjata ampuh kita bidang diplomasi. Sehingga kita masuk ke Timor-Timur dan kita masih berada di sini hingga saat ini adalah
argumentasi kita menyalahkan Portugis. Karena, mereka meninggalkan Timor-Timur
tanpa tanggung jawab sehingga terjadi perang saudara antara UDT dan
Fretilin," ujar Kiki.
"Nah sekarang kita mau membuat
massa tandingan menghadapi demonstran? Bukankah dengan
itu kita melakukan kesalahan yang sama, menciptakan perang saudara lagi,"
katanya.