Target Pembayaran
Bunga Utang Naik Jadi Rp 405 T pada 2022
Baca Juga:
Bersama Timpora Kantor Imigrasi, Pemerintah Kota Bekasi Siap Awasi Pergerakan Warga Asing
"(Target penarikan utang) masih bisa direduksi lagi.
Masih bisa dilakukan penyesuaian lagi, sehingga beban utang bisa lebih rendah,
masih ada waktu kan. Mulai dari pengaturan defisit APBN kemudian belanja yang
dianggap tidak urgent (penting) itu masih ada ruang," ujar Ekonom Center
of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (17/8).
Ia memperkirakan prioritas penggunaan anggaran dalam APBN
2022 kemungkinan besar masih terkuras untuk sektor kesehatan dan pemulihan
ekonomi nasional (PEN).
Karenanya, belanja non prioritas seperti infrastruktur
sebaiknya dipangkas. Tahun depan, pemerintah mengalokasikan anggaran
infrastruktur sebesar Rp384,77 triliun.
Baca Juga:
Menko Marves Sebut Prabowo Umumkan Susunan Kabinet 21 Oktober
Selain itu, Bhima melihat masih ada ruang pemangkasan
anggaran dari belanja pegawai dan barang. Dalam RAPBN 2022, belanja pegawai
dari seluruh K/L disiapkan sebesar Rp266,41 triliun dan belanja barang K/L
Rp336,03 triliun.
Apabila dijumlahkan, anggaran kedua belanja itu mencapai
31,09 persen dari total belanja pemerintah pusat yang Rp1.938,3 triliun.
Dalam beberapa tahun terakhir, ia menuturkan kedua pos
belanja itu mendapat jatah paling besar. Selain keduanya, alokasi prioritas
belanja pemerintah adalah pembayaran bunga utang, yang ditargetkan naik 10,65
persen menjadi Rp405,9 triliun pada 2022 mendatang.