WahanaNews.co | Salah satu cara untuk bisa menurunkan emisi karbon di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) saat ini adalah dengan teknologi co-firing.
Dengan banyaknya lahan kering di Indonesia saat ini mampu menjadi modal utama untuk masifnya budidaya tanaman energi sebagai bahan baku utama biomassa dalam co-firing.
Baca Juga:
Kasus Plagiarisme, Sejumlah Akademisi Berakhir Gelarnya Dicabut
Melihat potensi pengembangan biomassa untuk mendukung ketahanan energi nasional, Director of Bioenergy and Surfactant Research Center IPB Meika Syahbana Rusli mengatakan potensi biomassa secara garis besar bisa dari pertanian dan perkebunan.
Ia mengambil contoh untuk pengembangan biomassa dari Riau saja bisa mencapai 20 juta ton memanfaatkan limbah sawit.
Begitu pun di Sumatera Utara disebut punya banyak potensi.
Baca Juga:
Menjaga Kamtibmas Jelang Pilkada 2024 di Mimika, Begini Kata Akademisi Suku Kamoro
“Tapi di Jawa tidak kurang juga. Dari pertanian ini ada Jerami, sekam, dan sebagainya. Semua berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi,” ujarnya.
Terkait ketersediaan lahan, ia menilai keterlibatan masyarakat perlu dilakukan agar PLN maupun Pemerintah tidak sendirian menghadapi tantangan energi.
“Karena itu kita lihat juga bahwa masyarakat pun ternyata berpotensi untuk berpartisipasi atau terlibat dalam pengadaan sumber energi atau bioenergi tersebut,” jelasnya.