Ridlwan
berkata, Ali Kalora dan anggotanya yang diperkirakan berjumlah 11 orang
diuntungkan secara geografis lantaran lokasi pergerakan mereka di pedalaman
hutan yang sulit dijangkau orang.
Selain
itu, kelompok tersebut juga tidak menggunakan telepon genggam untuk saling
berkomunikasi sehingga sulit dilacak.
Baca Juga:
“Main Mata” BPJN II - PT BDP Proyek Tanggul Pengaman Tsunami Kota Palu Pakai Material Ilegal
Sejauh
pengamatannya, tindakan merampok bahan pangan dan membunuh warga setempat sudah
dua kali dilakukan sepanjang tahun ini.
Pada
April lalu, seorang petani menjadi korban. Aksi itu direkam oleh kelompok Ali
Kalora dan disebarkan ke kelompok jihadis di Indonesia dan luar negeri.
Tujuannya
untuk memberitahu kelompok teror di luar negeri tentang keberadaan mereka,
"dengan harapan akan mendapat bantuan logistik".
Baca Juga:
Bupati Donggala Laruni Banyak ASN ‘Main Proyek’: Sudah Tahu Siapa Saja
"Dan
sebagai bukti mereka tetap setia kepada ISIS (kelompok yang menamakan diri
Negara Islam)," kata Ridlwan.
Karena
itu, bagi Ridlwan, tidak ada jalan lain selain
menyiapkan pasukan khusus.
"Ini
bukan kelompok yang bisa digalang dengan lunak. Mereka ini prinsipnya membunuh
atau terbunuh. Dialog juga tidak bisa," pungkasnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.