Satu-satunya
"kelebihan" yang diandalkan Ali Kalora adalah kedekatannya
dengan kelompok militan Islam di Mindanao (Filipina) dan Bima (Nusa Tenggara
Barat).
"Dengan
afiliasinya bersama kelompok Mindanao dan Bima, dia bisa merekrut anggotanya dari luar Poso,
termasuk memperoleh senjata api," katanya.
Baca Juga:
“Main Mata” BPJN II - PT BDP Proyek Tanggul Pengaman Tsunami Kota Palu Pakai Material Ilegal
Sementara
itu, pada Februari 2019, polisi menyebut ada tambahan satu orang
anggota baru dalam kelompok Ali Kalora, yakni anak kandung pimpinan terdahulu MIT, Santoso.
Hal
tersebut disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri,
Brigjen Pol Dedi Prasetyo, pada Kamis (14/2/2019).
"Satgas
berhasil mengidentifikasi satu orang DPO lagi yang ikut bergabung ke kelompok
Ali Kalora, yaitu anak kandung Santoso," kata Dedi.
Baca Juga:
Bupati Donggala Laruni Banyak ASN ‘Main Proyek’: Sudah Tahu Siapa Saja
Anggota
baru MIT tersebut masuk dalam DPO. Terkait perekrutan anak kandung Santoso,
Dedi mengatakan hal itu masih dalam proses penelurusan.
"Antara
direkrut dan inisiatif sendiri karena datang ke hutan. Ali Kalora ini lagi
diidentifikasi dan nanti akan segera diterbitkan DPO," kata dia.
Selain
mengidentifikasi anggota baru, Satgas juga telah menangkap seorang kurir yang
diduga terafiliasi dengan kelompok tersebut.