"Jadi
hari ini cara bertahan mereka untuk hidup di lereng-lereng Pegunungan Biru
antara lain dengan mencari logistik, dengan merampok mengambil harta benda
masyarakat," terang Boy Rafli.
"Jadi
inilah yang terjadi sekaligus kita memang menunjukan mereka masih eksis dan
inilah yang menjadi tantangan kita untuk melumpuhkan mereka dalam beberapa
waktu ke depan," imbuh Boy Rafli.
Baca Juga:
Biaya Perjalan Dinas Komisi IV DPRD, BPBD, Disdik Sulteng Habiskan Rp220 juta
Setia pada
ISIS
Pengamat teroris, Ridlwan Habib, menyarankan pemerintah
beserta aparat keamanan agar menggunakan strategi baru untuk menangkap Ali
Kalora.
Baca Juga:
Mengapa Pejabat Sulteng Bergerombolan ke Jakarta ditengah Defisit APBD 2025
Berdasarkan
pengamatannya, Operasi Tinombala telah berjalan hampir lima tahun tetapi belum
berhasil menangkap pimpinan Mujahidin Indonesia Timur tersebut. Padahal
berbagai cara sudah dilakukan.
"Pernah
coba pakai thermal drone untuk
memotret suhu panas tubuh. Ternyata ada kekeliruan. Karena suhu tubuh manusia
mirip dengan mamalia seperti kera atau monyet, sehingga ketika mau menyerang
dan didekati ternyata segerombolan monyet besar," ujar Ridlwan Habib
kepada wartawan, Minggu (29/11/2020).
"Pernah
dicoba pakai drone detector untuk
mendeteksi gerak. Ternyata salah deteksi lagi," sambungnya.