Menurut Boy, mereka sengaja
membunuh satu keluarga di Sigi karena tak ingin tinggalkan jejak.
"Mereka
tidak ingin meninggalkan jejak dari tindakan yang dilakukan. Jadi mereka tidak
ingin jejaknya diketahui dengan cara menghabiskan obyek yang mereka
sasar," jelasnya.
Baca Juga:
Biaya Perjalan Dinas Komisi IV DPRD, BPBD, Disdik Sulteng Habiskan Rp220 juta
Selain
itu, ia mengatakan, faktor kekurangan logistik menjadi alasan
kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora membunuh satu keluarga di Kabupaten
Sigi.
"Saat
ini mereka sudah dalam kondisi yang tidak memiliki logsitik yang cukup,"
ujar Boy Rafli Amar.
"Artinya, dengan
cara inilah, dengan cara merampok, dengan cara membunuh masyarakat, karena kita
tahu bahwa kelompok ini adalah pengusung ideologi kekerasan. Jadi itulah salah
satu untuk bertahan hidup," sambungnya.
Baca Juga:
Mengapa Pejabat Sulteng Bergerombolan ke Jakarta ditengah Defisit APBD 2025
Mereka
juga mengincar harta benda milik warga di sekitar lereng Pegunungan Biru untuk
menutupi logistik yang kian menipis.
Salah
satu pemukiman warga yang pernah menjadi sasaran perampasan adalah Dusun Taman
Jeka, sebuah wilayah yang terletak di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir,
Kabupaten Poso.
Boy
meyakini, MIT semakin tersudut karena masyarakat Kabupaten Poso dan
sekitarnya sudah tidak lagi memberikan simpati dan dukungan terhadap eksistesi
mereka.