WahanaNews.co | Penyakit gagal ginjal akut dinyatakan Kementerian Kesehatan mengalami tren penurunan tajam dalam dua pekan terakhir.
"Dan kami ingin sampaikan dalam 2 minggu terakhir, kasus baru menunjukkan suatu penurunan yang sangat tajam, tidak mengkhawatirkan kita lagi," ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring, Kamis (10/11).
Baca Juga:
Sepanjang 2024, LPSK Sebut 1.063 Korban Kekerasan Seksual Minta Perlindungan
Syahril mengatakan tak ada penambahan kasus pada sepekan terakhir. Sejauh ini, ada 324 kasus di 28 provinsi. Angka kematian tercatat ada satu kasus.
"Dalam 6-7 hari terakhir ini tidak ada penambahan kasus. Dan penambahan kematian hanya satu ya. Dan saat ini masih dirawat ada 21 pasien ya Jadi semakin menurun karena ada yang sembuh gitu ya," jelas dia.
Ia menyebut kondisi saat ini merupakan hasil dari sejumlah upaya yang telah dilakukan bersama oleh sejumlah pihak.
Baca Juga:
Kasus Vina-Eki Cirebon: Kesimpulan Komnas HAM Simpulkan 3 Pelanggaran Polisi
Upaya-upaya tersebut mulai dari melarang pemakaian obat sirop hingga melakukan pemeriksaan kandungan berbahaya yang terkandung dalam obat.
Sementara itu, Tim pencari fakta (TPF) dalam kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) mendorong agar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan bertanggung jawab terkait temuan kasus GGAPA di Indonesia.
"BPKN dan tim pencari fakta akan mendorong pemerintah untuk bertanggung jawab. Pemerintah dalam hal ini tentu BPOM dan Kemenkes sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pemerintah. Karena ini negara harus hadir," kata Ketua TPF Muhammad Mufti Mubarok di Gedung BPKN RI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/11).