Setidaknya, penulis dapat menyerap bahwa ada tiga petunjuk dan etika yang Allah SWT tegaskan demi melanggengkan hubungan timbal balik yang harmonis antara umat beragama:
Pertama, tidak memaki sesembahan atau Tuhan agama lain.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Ziarah ke Makam Mantan Ketua DPRD Propsu di Karo
“Janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, maka (akibatnya) mereka akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.” (QS Al-An’am: 108)
Al-Imam Al-Baidhowi, dalam Tafsir Anwar At-Tanzil wa Asrooru At-Ta’wil, mengatakan bahwa janganlah kita menghina atau menyebut kejelekan Tuhan non-Muslim, karena akibatnya akan berbalik hinaan yang lebih parah akibat ketidaktahuan mereka terhadap Allah.
Secara naluriah manusia, suatu hal yang dicintainya pasti tidak senang jika diganggu atau dihina.
Baca Juga:
Jadi KSAD, Jokowi Dikabarkan Lantik Letjen TNI Maruli Simanjuntak Hari Ini
Maka, respons untuk melawan atau membalas dengan setara atau lebih dari itu hal yang spontan terjadi.
Walau umat Muslim menganggap buruk apa yang mereka lakukan, tetap saja setiap kelompok masyarakat memiliki pandangan dan aktivitas yang dianggapnya baik.
Pilihan mereka harus dihormati, setuju atau tidak, suka atau tidak (QS Al-Kafirun: 6).