Para pemuka agama sibuk mencari ayat-ayat suci untuk membenarkan hasratnya yang terselubung dari setiap ajarannya.
Hal tersebut membuat agama menjadi sangat arogan dan mendera kehidupan sosial bernegara.
Baca Juga:
Merasa Dirugikan, 2 Warga Jakarta Gugat Aturan ke MK Agar Bisa Hidup di RI Tanpa Beragama
Agama menjadi barang dagangan yang sangat murah karena dipakai untuk mencari pembenaran, dan pada saat yang sama menjadi semacam lipstik untuk mempercantik diri dan menggalang simpati.
Dalam situasi yang demikian, negara harus hadir dan memberi ingat serta sadar, bahwa agama adalah sebuah entitas yang ada dalam rumah besar Indonesia.
Arogansi agama hanya akan menyudahi dirinya sendiri, karena negara punya kepentingan yang lebih besar dan faktual yakni menyelamatkan rakyatnya dari berbagai rongrongan yang hedak menumbangkan rumah besar Indonesia ini, termasuk rongrongan dari agama.
Baca Juga:
Selebgram Medan Ratu Entok Ditahan, Kasus Yesus Diminta Potong Rambut
Agama adalah sebuah elemen yang ikut memberi kuat dan kokoh rumah besar Indonesia.
Karena itu agama tidak boleh berjalan sendiri dan membangun perspektifnya sendiri.
Agama tidak boleh menjadi arogan dan pragmatis hanya karena mau mengejar sensasi dan kediriannya.