Dalam pidatonya, Khamenei bukan hanya memproklamasikan kekalahan Israel, tetapi juga menegaskan kegagalan Amerika Serikat dalam mengubah jalannya konflik.
Ia menyebut 90 juta rakyat Iran bersatu, dan itu bukan klaim kosong, respon publik Iran terhadap agresi Israel memang menunjukkan konsolidasi domestik yang jarang terjadi di negara tersebut.
Baca Juga:
Perang 12 Hari: Iran Naik Kelas, Malah Israel yang Lemas
Dari sisi soft power, Republik Islam berhasil memosisikan diri sebagai aktor regional yang tangguh dan tidak mudah didikte.
Keberhasilan bertahan dari serangan simultan Israel-AS, serta keberanian menyasar infrastruktur vital Zionis, menjadikan Iran bukan hanya musuh, tapi ancaman strategis jangka panjang.
Israel: Menang di Ucapan, Tersungkur di Neraca
Baca Juga:
Israel Tutupi Kerusakan Parah Akibat Rudal Iran dengan Sensor Ketat Media
Sementara itu, Israel keluar dari konflik dengan beban finansial luar biasa.
Lebih dari Rp300 triliun ludes dalam dua pekan. Infrastruktur lumpuh, ribuan warga mengungsi, maskapai nasional berhenti beroperasi, hingga perdagangan berlian, salah satu andalan ekspor, porak poranda.
Sistem pertahanan yang selama ini jadi kebanggaan militer Israel justru menjadi beban anggaran harian hingga US$200 juta.