Inilah yang menjadi cikal bakal perang saudara antara Pandawa dan Kurawa yang dikenal dengan Bharatayudha (Sansekerta: perang keturunan Bharata).
Layaknya rumus alam yang mengatakan bahwa segala hal di dunia memiliki batas waktu, kejahatan Sengkuni pun harus selesai.
Baca Juga:
Dalang Cilik Siswa SDN Sawotratap I Sidoarjo Perkenalkan Wayang Kulit Kepada Adik Kelas
Ia akhirnya tewas di tangan Werkudara (Bima, putra kedua Pandawa) di Bharatayudha yang ia ciptakan sendiri (menurut Kakawin Bharatyudha Karya Mpu Panuluh Tahun 1157 M dalam Saroni et al, 2020).
Di detik-detik terakhir kematiannya Sengkuni memilih tetap untuk konsisten dengan karakternya yang jahat, licik, gemar melakukan adu domba, dan haus akan kekuasaan.
Ia bahkan tidak pernah menyesali apa yang selama ini ia perbuat.
Baca Juga:
Pagelaran Wayang Kulit, Kapolri: Warisan Budaya yang Sarat Pesan
Kehidupan Masa Lalu Sengkuni
Dalam wiracarita Mahabharata, Sengkuni memang dikenal dengan karakternya yang buruk, kejam, dan suka menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.