Bisa diperoleh dengan cara legal atau ilegal (tindak kejahatan).
Melalui dua konsep di atas kita dapat menyimpulkan bahwa masa lalu Sengkuni menjadi salah satu alasan kuat mengapa ia menjadi jahat karena hal tersebut terjadi sebagai dampak dari perlakuan kejam yang ia alami bersama orangtua dan saudara-saudaranya.
Baca Juga:
Dalang Cilik Siswa SDN Sawotratap I Sidoarjo Perkenalkan Wayang Kulit Kepada Adik Kelas
Waspada terhadap Sengkuni di Sekitar Kita
Terlepas dari masa lalu Sengkuni yang pahit, kejahatan tetaplah kejahatan.
Baca Juga:
Pagelaran Wayang Kulit, Kapolri: Warisan Budaya yang Sarat Pesan
Karakter Sengkuni yang gemar menebar fitnah dan mengadu domba hingga menimbulkan perpecahan dan perang saudara tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun.
Jika ditarik ke konteks saat ini, Sengkuni selalu muncul dalam kontetasi politik Indonesia sebagai analogi perebutan kekuasaan.
Para politikus partai rela melakukan atau mengahalkan berbagai cara seperti melakukan black campaign hingga menebar hoaks untuk mempolarisasi dan menggiring opini khalayak demi mendapatkan kekuasaan.