"Pabuadi mengeluarkan pistol, sampai dikokang, bunyi. Dihadang rekan saya Pabuadi, 'Jangan... jangan,' kata rekan saya. Tapi ditendang rekan saya itu. Pabuadi pistolnya itu diacungkan ke atas," ucapnya.
Jopie terjatuh di bawah meja, dan kembali dianiaya Pabuadi.
Baca Juga:
Pemerintah Kabupaten Tangerang klaim penurunan angka stunting pada balita 6,9%.
Setelahnya, Pabuadi menghantam kepala Jopie dengan menggunakan gagang senpi hingga bocor.
"Pabuadi melompat ke meja, dikatupnya leher saya dengan satu tangannya. Tangan yang lain menghantam ke bawah, kaya palu," kata Jopie.
"Iya (dipukul pakai pistol). Setelah tinju saya, mengeluarkan pistol, terus dikatupnya leher saya. Tembok dihantamnya saya pakai pistol. Sampai robek 4, bahkan darahnya nyemprot," imbuhnya.
Baca Juga:
Buntut Kritik Proyek PSN PIK 2, Said Didu Dipolisikan
Menurut Jopie, saat itu Epa Emilia masih dalam keadaan marah.
Menurutnya, Epa juga mencari pisau hendak menusuknya.
"Setelah itu, Epa masih ngomel-ngomel, 'pisau mana... pisau mana?', saya dengar. Pabuadi di pinggir jalan, rekan saya yang lihat pisaunya, tapi nggak jadi, Epa malah mau ambil pipa paralon air, itu diambil mau ditusuk ke mata saya, sambil megang leher saya," tutur Jopie.