"Setelah saya berjumpa dengan Jopie, dia mengaku (transfer ke pembuat interior) Rp 175 juta, jadi saya ingin (dia) mengaku bukti transfer, tolong tunjukkan bukti transfernya," katanya.
Saat itu, Epa Emilia hendak melihat ponsel Jopie Amir untuk mencari tahu bukti transfer, sehingga terjadi tarik-menarik dengan Jopie Amir.
Baca Juga:
Pemerintah Kabupaten Tangerang klaim penurunan angka stunting pada balita 6,9%.
"Akhirnya, terjadilah perdebatan, hingga terjadi rebutan HP, tarik-menarik, tangan saya terpelintir, sampai saat ini pun masih sakit. Hingga menjerit kesakitan, masuklah Pabuadi untuk melerai. Pabuadi berteriak, 'tolong lepaskan', namun Pabuadi dihadang dan dipegangi oleh anak buah Jopie Amier beramai-ramai di TKP," ungkapnya.
Saat itulah terjadi baku pukul antara Pabuadi dan Jopie Amir.
Epa mengakui, Pabuadi memukul Jopie Amir dengan pistol.
Baca Juga:
Buntut Kritik Proyek PSN PIK 2, Said Didu Dipolisikan
"Hingga Pabuadi meronta dan terjadilah baku hantam saat itu. Saat itulah Pabuadi mengeluarkan pistol mainan yang dipukulkan secara refleks mengenai kepala Jopie yang sedang memelintir tangan saya. Kemudian Jopie melepaskan pelintiran dan bilang, 'Ini kita hanya salah paham, Bang. Marilah berdamai secara kekeluargaan.' Lalu dibuatlah surat pernyataan damai, karena ini adalah suatu kesalahpahaman, surat pernyataan damainya ini sudah dibuat," jelasnya.
Epa Emilia mengira persoalan selesai sampai di situ.
Namun, rupanya, Jopie melaporkan dirinya dan Pabuadi, sopirnya, ke polisi atas tuduhan pengeroyokan.