Setelah sempat ingin autopsi terhadap jenazah anaknya, Soimah dan keluarga mendesak perwakilan pihak Gontor 1 mengungkap kejadian sebenarnya.
Ustaz Agus pun akhirnya mengakui jika Albar meninggal karena kekerasan.
Baca Juga:
Penganiayaan Albar Mahdi: Soimah Ingin Peluk Dua Tersangka Pembunuh Putranya
"Saya tidak bisa membendung rasa penyesalan telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang notabene nomor satu di Indonesia," kata Soimah.
Setelah mendengar pengakuan ada tindakan kekerasan di dalam pondok, Soimah memutuskan untuk mengurungkan niat melakukan autopsi.
Alasannya, agar sang anak segera dikubur.
Baca Juga:
Penganiayaan Albar Mahdi: Dua Santri Jadi Tersangka, Ponpes Gontor Pasrah
Apalagi jenazah sudah lebih dari satu hari perjalanan dan Soimah tidak rela tubuh anaknya “diobrak-abrik” dokter forensik.
"Keputusan saya untuk tidak melanjutkan ke ranah hukum didasari banyak pertimbangan. Karena itu kami membuat surat terbuka yang intinya ingin bertemu dengan Kyai di Gontor 1," ucapnya.
Usai sang anak dikubur secara Islam, Soimah ingin menyelesaikan permasalahan tersebut dan menulis surat terbuka kepada pihak Gontor agar keluarga pelaku kekerasan terhadap Albar bisa duduk bersama menyelesaikan permasalahan yang ada.