Kedua sosok Jokowi seharusnya bisa menjadi king maker karena telah memiliki pengaruh memenangkan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan Wali Kota Medan Bobby Nasution. Meski Jokowi bukan sosok pimpinan parpol secara struktural.
Djayadi menambahkan kemampuan Jokowi mempertahankan situasi ekonomi di tengah ancaman krisis juga bisa menjadi daya tawar peluang sebagai sosok king maker nantinya.
Baca Juga:
KPU Parimo: Jadwal PSU Pilkada 19 April 2025 Berpotensi Bergeser
"Untuk itu menjadi king maker, bagi Jokowi yakni meningkatkan leveragenya daya tawarnya. Daya tawarnya itu ada di ke manapun, dia mempertahankan situasi ekonomi di tengah ancaman krisis ekonomi itu," kata Djayadi.
Berdampak ke PDIP
Menurut Djayadi, jika sosok Jokowi berhasil menjadi king maker saat Pilpres 2024 nanti, akan berdampak kepada PDIP.
Baca Juga:
KPU Sigi Pastikan Segera Selesaikan Pembayaran Honor PPS untuk Pilkada 2024
"Makin baik daya tawar Pak Jokowi. Makin tinggi kan, PDIP. Karena kalau daya tawar PDIP makin tinggi, maka fungsi king maker akan lebih besar kepada Pak Jokowi. Karena pilihan utama Pak Jokowi kan akan ke PDIP," ujar dia.
Apabila ke depan Jokowi masuk dalam kandidat sosok king maker, hal tersebut akan menjadi kekuatan untuk kemenangan di Pilpres 2024 nanti. Termasuk berimbas kepada suara pengaruh partai politik.
"Karena posisinya sebagai king maker itu bisa membantu partai dalam memenangkan baik Pilpres dan Pileg 2024 nanti. Barangkali begitu cara membacanya," tandasnya.