WahanaNews.co, Jakarta - Wakil Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Alpha Prabowo-Gibran, Fritz Edward Siregar, menyatakan bahwa skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia sebesar 34 pada tahun 2023 masih dianggap lebih baik dibandingkan periode awal reformasi.
Pernyataan tersebut merespon stagnasi skor IPK Indonesia antara tahun 2022 dan 2023. Fritz menilai bahwa meskipun masih ada aspek yang perlu diperbaiki, situasinya lebih baik jika dibandingkan dengan masa lalu.
Baca Juga:
Terkait Korupsi KA, Kejagung Periksa Tiga Mantan Kepala BTP Sumbangut
"Ada proses peningkatan, tapi ada proses stagnasi yang terjadi. Artinya dari cara pandang saya, masih ada pekerjaan yang perlu kita lakukan. Tapi kita lebih baik dari zaman pada saat memulai masa reformasi," ungkap Fritz dalam acara peluncuran IPK oleh Transparency International Indonesia (TII) di Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024).
Selanjutnya, Fritz membandingkan skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan pemerintahan sebelumnya.
Pada akhir masa pemerintahan Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, skor IPK berada di angka 19.
Baca Juga:
Korupsi Tata Niaga PT Timah, 3 Eks Kadis ESDM Babel Dituntut 6 Hingga 7 tahun Penjara
Sementara di akhir pemerintahan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), skor IPK mencapai 32.
Prestasi tertinggi IPK terjadi pada awal periode kedua kepresidenan Jokowi pada tahun 2019 dengan skor 40.
Meskipun demikian, skor IPK kembali turun menjadi 37 pada tahun 2020, naik sedikit menjadi 38, dan kembali turun menjadi 34 pada tahun 2022 dan 2023.