Selanjutnya, pembelian perdana saham BCIP dilakukan pada 2014 dan berlanjut sampai 2017 tanpa adanya penawaran dari emiten BCIP dan tanpa dilakukan analisis atas saham BCIP oleh Divisi Investasi PT ASABRI (Persero), dalam melakukan transaksi saham BCIP dilakukan melalui pasar negosiasi.
Bahwa pembelian saham BCIP dilakukan pada saat harga tinggi, baik langsung dibeli untuk menjadi underlying portofolio saham PT ASABRI (Persero) maupun dibeli langsung oleh reksa dana-reksa dana/manajer investasi yang mengelola investasi PT ASABRI (persero) atau dijual terlebih dahulu kepada pihak ketiga (Atrium Asia Capital Partners PTE LTD) kemudian pihak ketiga menjual kembali secara negosiasi kepada reksa dana/manajer investasi yang mengelola investasi PT ASABRI (persero).
Baca Juga:
Terkait Korupsi KA, Kejagung Periksa Tiga Mantan Kepala BTP Sumbangut
Pada 2017, ketika saham BCIP mengalami penurunan harga, kemudian PT ASABRI (persero) memindahkan saham BCIP dari portofolio saham PT ASABRI menjadi underlying reksa dana Millennium Balanced Fund dan reksa dana MAM Dana Berimbang Syariah dengan menggunakan harga perolehan atau lebih tinggi dari harga perolehan.
3. Tersangka Rennier Abdul Rahman Latief (RARL)
Baca Juga:
Korupsi Tata Niaga PT Timah, 3 Eks Kadis ESDM Babel Dituntut 6 Hingga 7 tahun Penjara
PT Sekawan Intipratama, Tbk (SIAP), melakukan penawaran perdana saham SIAP pada tahun 2008, kemudian pada 2014 melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sehingga sejak saat itu Fundamental Resources menguasai 99,74% saham SIAP.
Rennier Latief merupakan beneficial owner dari Fundamental Resources dan PT Indo Wana Bara Mining Coal (IWBMC).
Bahwa setelah Penawaran Umum Terbatas I kemudian Fundamental Resources melakukan mutasi saham kepada pihak-pihak yang terafiliasi dengannya di antaranya kepada PT Evio Securities dengan instruksi delivery free of payment (DFOP).