Pengamat politik Universitas Andalas,
Asrinaldi, menilai, pembicaraan koalisi antara Golkar
dengan NasDem masih terlalu pagi. Sebab,
penyelenggaraan Pilpres masih sangat jauh.
"Menurut saya, ini terlalu awal. Paling tidak, di 2022-lah. Ini kan baru penjajakan," ucap
Asrinaldi.
Baca Juga:
Koalisi Sipil Desak Polri Usut Tuntas dan Tangkap Pelaku Teror ke Redaksi Tempo
Meski begitu, ia menyebut langkah ini
juga baik dilakukan. Sebab, Golkar dan NasDem jadi punya banyak
waktu untuk mempersiapkan diri.
Asrinaldi mengatakan, Golkar dan NasDem berupaya membentuk pondasi awal koalisi. Setelah
berjalan, maka besar kemungkinan partai lain akan bergabung.
Peneliti politik LIPI, Wasisto Jati, pun berpendapat serupa. Menurutnya, penjajakan koalisi untuk menghadapi Pilpres 2024 cenderung
terlalu dini.
Baca Juga:
Koalisi Permanen Prabowo: Soliditas Kian Erat, NasDem Masih Pikir-pikir
Ia berpendapat, harusnya
partai-partai pendukung pemerintah fokus menyelesaikan tugas pemerintahan.
Terlebih, Ketua Umum Golkar pun
termasuk menteri dalam kabinet, yakni Airlangga Hartarto.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo harus
bertindak terkait hal ini.