"Ini bukan soal keseriusan namun memastikan dan menjajaki peluang manfaat tambahan serta kelonggaran dari batasan-batasan, termasuk dari potensi embargo dan syarat penggunaan tertentu, yang bisa diperoleh jika pembelian dapat direalisasikan," katanya.
Selain itu dia menilai langkah Prabowo tersebut relevan dengan situasi di negara-negara ASEAN saat ini sebagai salah satu aktor penting kawasan Indo-Pasifik yang tampak ambigu.
Baca Juga:
Prabowo Pastikan 500 Komcad Baru Siap Amankan IKN
Hal itu menurut dia terlihat ketika terdapat perbedaan sikap dan kepentingan beberapa negara anggota ASEAN, terutama terhadap AS dan China.
"Sulit terwujudnya sikap bersama dan multilateralisme ASEAN, memaksa Indonesia sebagai 'disputing state' di perairan Natuna Utara, secara mandiri merespons dinamika dengan kebijakan politik, ekonomi, dan pertahanan yang cenderung pragmatis atas nama politik luar negeri bebas aktif dan kepentingan nasional," ujarnya.
Sebelumnya, Menhan Prabowo melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd J Austin III di Pentagon, Virginia, AS, Kamis (20/10).
Baca Juga:
Asisten Khusus Menhan Prabowo Jadi Ketua Timses Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng
Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri pertahanan ini mendiskusikan penyelarasan kerja sama ke depan antara AS dan Indonesia, di mana kedua negara menginginkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Austin juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia di ASEAN, Indo-Pasifik, dan di dunia. Prabowo dan Austin menekankan pentingnya kerja sama yang berkelanjutan di tengah dinamika keamanan regional yang semakin kompleks, demikian dilansir dari ANTARA, Jumat (28/10/2022). [JP]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.