WahanaNews.co | Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkapkan bahwa bom berjenis Triacetone Triperoxide (TATP) seberat 35 kilogram (kg) yang ditemukan di sekitar Gunung Ciremai, Jawa Barat, memiliki daya ledak yang besar.
Bom itu disebut dimiliki oleh narapidana teroris (napiter) Imam Mulyana (31) yang ditangkap pada 2017 lalu sebelum Presiden Joko Widodo alias Jokowi mendatangi kegiatan di Cirebon, Jawa Barat.
Baca Juga:
2 Terduga Teroris Jaringan ISIS Ditangkap Densus 88 di Jakarta Barat
Tim Densus kemudian meledakkan (disposal) bom itu di sekitar tempat kejadian perkara.
"Ternyata bahan peledak tersebut masih menghasilkan efek ledakan yang dahsyat. TATP sebanyak 50 gram yang dimusnahkan di atas tanah menimbulkan lubang dengan diameter 1 meter, dengan kedalaman 20 cm," kata Kabag Banops Densus 88, Kombes Pol Aswin Siregar, kepada wartawan, Senin (4/10/2021).
Ia menjelaskan bahwa bom yang diledakkan itu juga menimbulkan getaran yang hebat hingga lubang di permukaan tanah, pecahan batu, hingga tanah longsor di sekitar kawasan Gunung itu.
Baca Juga:
Min Aung Hlaing Tuduh Negara-Negara Dukung Konflik Myanmar dengan Pemasokan Senjata
Densus, kata Aswin, kemudian menyita sisa TATP tersebut sebagai barang bukti.
Kemudian, beberapa di antaranya juga diamankan oleh tim Jibom Brimob Polda Jabar untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
"Pencarian dan penemuan bahan peledak TATP sebanyak 35 kg milik napiter tersebut merupakan bagian dari kegiatan pencegahan sebelum tindak terorisme yang bisa mengakibatkan banyaknya korban jiwa," ucap dia.