Bom itu, kata dia, terungkap berdasarkan hasil kesadaran napiter yang telah melalui program deradikalisasi sehingga menyadari perbuatannya.
"Napiter yang telah sadar sepenuhnya bahwa aksi teror yang mereka rencanakan adalah kejahatan kemanusiaan dan sebuah pengkhianatan bagi keluhuran agama yang dipeluknya," tandas dia.
Baca Juga:
2 Terduga Teroris Jaringan ISIS Ditangkap Densus 88 di Jakarta Barat
Imam merupakan narapidana terorisme yang ditangkap terkait dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Ia diringkus ketika Jokowi hendak menghadiri acara penutupan kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) ke IX pada 2017 lalu di Tamah Gua Sunyaragi.
Tiga jam sebelum Presiden mendarat, Densus menemukan gerak-gerik seorang pemuda di dekat Bandara Cakrabuana, Cirebon, dan melakukan penangkapan.
Baca Juga:
Min Aung Hlaing Tuduh Negara-Negara Dukung Konflik Myanmar dengan Pemasokan Senjata
Tim menemukan sebuah koper berisi sangkur, airsoft gun, buku ajakan berjihad dan beberapa benda mencurigakan lain.
Imam baru-baru ini mengakui masih menyimpan bahan peledak.
Densus pun melakukan pencarian selama berhari-hari dengan rute yang ada di hutan-hutan.