PKB dipimpin Alwi
Shihab sejak 15 Agustus 2001. Namun, perpecahan terjadi di internal partai ini
antara kubu Matori dengan pihak Alwi yang didukung Gus Dur.
Dikutip dari Hukum
Online, perpecahan di PKB berawal dari pemecatan sepihak tehadap Matori
oleh Dewan Syura PKB dari posisinya selaku Ketua Tandfidz Dewan Pengurus PKB.
Baca Juga:
Hamid Rahayaan: Geng Yaqul di Kemenag Harus Dibasmi Tuntas Terlibat Korupsi Kuota Haji
Pemecatan Matori
tersebut dilatarbelakangi kehadirannya saat Sidang Istimewa MPR 2001 yang
digawangi oleh Amien Rais untuk menjungkalkan Gus Dur dari kursi kepresidenan,
yang kemudian digantikan oleh Megawati Soekarnoputri.
Kendati diterpa badai
perpecahan yang cukup berlarut-larut, PKB masih mampu berbicara banyak di
Pemilu 2004 dengan mempertahankan posisi ke-3 dan memperoleh 52 kursi di DPR.
Matori vs Muhaimin
Baca Juga:
Orang NU Hamid Rahayaan: Presiden Harus Tegakkan Hukum tak Pandang-bulu, Kasus Korupsi Menag Yaqut - Mendikbudristek Nadiem Dituntaskan
Muhaimin Iskandar
dituding sebagai salah satu orang di balik dipecatnya Matori Abdul Djalil dari
PKB pada 2001. Sebelum resmi didepak, Matori melawan dengan menggelar
konferensi pers di Gedung MPR/DPR tanggal 30 Juli 2001. Dalam konferensi pers
itu, Matori menegaskan bahwa ia masih Ketua Umum PKB yang sah.
Bahkan, Matori mendesak
kepada 5 fungsionaris partai agar keluar dari PKB karena telah mendorong Gus
Dur bertindak konfrontatif terhadap lembaga legislatif dan mendukung
dikeluarkannya Dekrit Pembekuan MPR/DPR.
Kelima orang petinggi
PKB yang disebut Matori, seperti diwartakan Liputan6 edisi 31 Juli 2001, adalah
Alwi Shihab, Effendi Choirie, Chotibul Umam Wiranu, Arifin Junaidi, dan
Muhaimin Iskandar.