Meski demikian, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengingatkan, dalam
dua Pemilu Presiden terakhir, PAN selalu berseberangan dengan Jokowi.
Dengan kondisi ini, basis massa PAN asumsinya lebih
dekat dengan pemilih yang berseberangan dengan Jokowi.
Baca Juga:
Resmi! PAN Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya dari DPR RI
Jadi, jika PAN memutuskan untuk bergabung dalam
koalisi pemerintahan Jokowi, berpotensi mereduksi elektabilitas PAN.
"Ini menjadi pekerjaan rumah bagi PAN karena potensi
kehilangan suaranya sangat besar," ujarnya.
Sisi positifnya, PAN berpeluang lebih besar untuk
berkontribusi pada masyarakat.
Baca Juga:
Wali Kota Jambi Tekankan Politik Pro-Rakyat di Peringatan 27 Tahun PAN
Terlebih jika ada kader PAN dipilih masuk dalam
kabinet.
Sebagai bagian dari pemerintahan, PAN bisa membuat
kebijakan atau mengakses anggaran negara untuk kepentingan publik guna meraih
simpati publik.
Selain itu, PAN otomatis mendapat sorotan media dan
publik lebih besar daripada menjadi oposisi.