Di luar persoalan elektabilitas, dengan bergabungnya
PAN dalam koalisi, artinya komposisi parpol pendukung pemerintah di DPR
bertambah, dari semula 74 persen menjadi 81 persen.
Dominannya parpol pendukung pemerintah dikhawatirkan
membuat check and balances dari parlemen kian suram.
Baca Juga:
Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan Bobby-Surya di Pilgubsu 2024
Sisi lain yang patut diantisipasi, meskipun koalisi
parpol pemerintah menguasai parlemen, tidak ada jaminan stabilitas politik
dalam pengambilan keputusan dan pemerintahan berjalan solid hingga 2024.
Hal ini terlihat pada periode kedua Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.
Ada parpol yang menjadi bagian dari koalisi parpol
pendukung pemerintahan SBY yang berbeda sikap dengan pemerintah dalam kasus hak
angket mafia pajak dan hak angket Bank Century.
Baca Juga:
Bobby-Surya Percaya Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan
Sebab, kecenderungannya, loyalitas parpol koalisi di
periode kedua lebih sulit dipegang dibandingkan periode pertama.
Terlebih menjelang pemilu.
Tak tertutup kemungkinan parpol memilih keluar dari
koalisi untuk memburu simpati publik yang ujungnya mengejar elektabilitas.