Dalam sejarahnya, radikalisme justru lahir dari persilangan sosial dan politik.
KH Ali Mustafa Yakub, yang pernyataannya dikutip di dalam buku Meluruskan Pemahaman Kaum Jihadits, menjelaskan, memahami Islam haruslah dilakukan secara komprehensif.
Baca Juga:
Satgas Operasi Madago Raya dan Kemenag Sigi Perkuat Sinergi Cegah Radikalisme
Sebab, ada beberapa ayat Alquran dan hadits yang berbicara mengenai peperangan, dan pada saat bersamaan ada pula ayat dan hadits yang menganjurkan perdamaian.
Oleh sebab itu, hadits-hadits jihad yang identik dengan peperangan seharusnya dipahami berdasarkan konteksnya.
Kebanyakan hadits peperangan justru lahir dalam situasi konflik antara Muslim dan non-Muslim.
Baca Juga:
Kesbangpol JB Gelar Dialog: Ingin Masyarakat Waspadai Ancaman Terorisme dan Radikalisme
Untuk itu, kata KH Ali, untuk memahami hadits mengenai peperangan dan perdamaian, maka keduanya mesti diterapkan berdasarkan konteksnya; ayat tentang perang diterapkan saat perang, dan ayat tentang damai diterapkan pada saat damai, bukan sebaliknya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.