"Kunci bertahan hidup
preman adalah berorganisasi dan pernyataan kesetiaan penuh kepada Golkar,
militer, dan presiden," tulis Ian.
Ujung masa kekuasaan Soeharto
ditandai dengan melemahnya soliditas kekuatan rezim.
Baca Juga:
Pemesan Aksi Anggota GRIB Pencuri Aset KAI di Semarang Diburu Polisi
Hal ini juga terjadi, baik di
kalangan elite maupun jalanan.
Akibatnya, perkelahian antar-geng
preman terjadi di banyak tempat, terutama di kawasan Tanah Abang.
Baca Juga:
Raup Rp 90 Juta dari Parkir Liar, Polisi Bongkar Sindikat Preman di Jakarta Utara
Evolusi Preman Jakarta Era Reformasi
Ketiadaan kendali penuh atas
preman dan aturan harus loyal kepada ideologi negara sebagaimana masa Soeharto,
membuat organisasi preman baru bermunculan.
Jika sebelumnya ormas-ormas
menggunakan label legitimasi Pancasila dan nasionalisme dalam melakukan operasi
jatah premannya, pasca-reformasi organisasi preman membawa legitimasi
lokalitas, etnis, hingga agama.