Selain itu, preman juga
digerakkan untuk menyerang rumah yang ditinggali Partai Rakyat Demokratik (PRD)
dan Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID).
Preman-preman beroperasi
sembari mengumbar omong kosong tentang ideologi negara dan membuat perkumpulan
nasionalisme.
Baca Juga:
Pemesan Aksi Anggota GRIB Pencuri Aset KAI di Semarang Diburu Polisi
Pada masa ini, preman
dikendalikan sebegitu rupa.
Nasib mereka sangat
bergantung pada sosok dari pemerintah yang menjadi beking.
Preman yang tidak memiliki
beking akan rentan dijerat hukum.
Baca Juga:
Raup Rp 90 Juta dari Parkir Liar, Polisi Bongkar Sindikat Preman di Jakarta Utara
Soeharto juga membuat operasi
Penembakan Misterius (Petrus) dengan target preman, yang disebut-sebut
membantai lebih dari 10.000 orang.
Operasi ini berfungsi
mengajari mereka, para preman, bahwa meskipun menjadi penguasa lokal, mereka
sangat bergantung pada beking negara dan Soeharto.
Preman-preman lantas
berbondong-bondong bergabung dengan Pemuda Pancasila (PP) dan Pemuda Panca
Marga (PPM).