"Kata Yoris, Mimin kesel kali, minta uang teh harus ke ibunya, dan ibunya itu kan menjabat sebagai bendahara. Mungkin yah," kata Leni.
Menurut informasi dari Yoris, seperti yang diungkapkan oleh Leni, sebagian besar staf di yayasan itu adalah anggota keluarga Mimin. Oleh karena itu, dugaan kuat adalah bahwa Yayasan tersebut menjadi motif di balik pembunuhan ini.
Baca Juga:
LPDB-KUMKM Siap Dukung Program Pemerintah Mendatang Perkuat Peran Koperasi Unit Desa
Leni Anggraeni juga menjelaskan bahwa menurut kesaksian Yoris, tidak ada proyek bernilai fantastis yang terkait dengan yayasan tersebut.
Dia menyebutkan bahwa hanya ada pencairan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diterima oleh yayasan tersebut. Dana BOS tersebut cair dua atau tiga kali setiap tahunnya.
Nominalnya sekitar Rp 200 juta sampai Rp 300 juta sekali cair.
Baca Juga:
Kemah Bakti Harmoni Beragama III tahun 2024, Badruzaman: Sisingaan Subang Meriahkan Acara
"Dari satu yayasan bisa Rp 1 miliar. Itu bukan uang (pribadi), buat sekolah, buat guru. Gak mungkin bisa di (mainkan) ini," kata Leni.
Selanjutnya, Leni ikut mengungkap kejadian tak biasa yang dialami kliennya, Yoris.
Beberapa waktu setelah pembunuhan ibu dan anak di Subang, Yosef mendadak meminta Yoris mencairkan dana.