WAHANANEWS.CO, Jakarta - Harga minyak kelapa sawit (CPO) melonjak tajam dalam beberapa waktu terakhir, memberikan dampak positif bagi Indonesia sebagai pengekspor utama CPO dan bagi perusahaan-perusahaan yang berfokus pada industri tersebut.
Menurut data Refinitiv, harga CPO untuk kontrak Desember 2024 pada penutupan perdagangan Jumat (11/10/2024) lalu naik 2,76%, mencapai MYR 4.350 per ton. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam enam bulan terakhir, sejak 4 April 2024.
Baca Juga:
Harga CPO Kompetitif, Pemerintah Pertimbangkan Revisi Pungutan Ekspor Demi Lindungi Petani
Secara mingguan, harga CPO juga terus mengalami kenaikan selama empat minggu berturut-turut.
Menurut laporan Samuel Sekuritas Indonesia (SSI), kenaikan ini didorong oleh ekspektasi gangguan pasokan serta peningkatan penggunaan biodiesel akibat ketegangan di Timur Tengah yang memicu kenaikan harga minyak mentah.
Selain itu, permintaan CPO untuk biofuel meningkat tajam, dan India, sebagai importir terbesar, diperkirakan akan meningkatkan pembelian menjelang perayaan Diwali.
Baca Juga:
DJP Kalbar Fokus Maksimalkan Penerimaan Pajak Sektor Perkebunan untuk Meningkatkan Pendapatan Negara
Kenaikan harga CPO ini memberikan keuntungan besar bagi Indonesia, yang mencatatkan CPO sebagai komoditas ekspor unggulan pada Agustus 2024.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor CPO dan turunannya menyumbang 7,9% dari total ekspor nonmigas, dengan nilai US$1,77 miliar, meningkat dari US$1,38 miliar pada Juli 2024.
Volume ekspor CPO juga mengalami kenaikan dari 1,57 juta ton pada Juli 2024 menjadi 1,97 juta ton pada Agustus 2024.