Dia dihadapkan pada dua opsi:
melarikan diri ke China atau mati kelaparan di Korea Utara.
Saat itu tahun 1998, dan Korea Utara
tengah mengalami kelaparan nasional yang parah.
Baca Juga:
Korut Umumkan Status Negara Nuklir Permanen, Tantang AS
Uni Soviet ambruk, sehingga tidak lagi memberikan bantuan krusial.
Total warga Korea Utara yang mati
kelaparan tidak diketahui, tetapi perkiraan berkisar hingga tiga juta orang.
Melarikan diri tidak lantas membuat
semuanya selesai dan bahagia.
Baca Juga:
Kapal Perang Korut Gagal Meluncur, 'Insiden Malu Nasional' Segera Diusut
Setibanya di China, Park dijual oleh
pedagang manusia dengan harga sekitar Rp 10 juta ke seorang petani untuk dipaksa
menikah.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan, banyak perempuan Korea Utara diculik dan dipaksa menikah dengan
pria China, seperti Park.
Para perempuan itu pun menjadi
terjebak, karena jika tertangkap pihak berwenang, mereka akan dideportasi
kembali ke Korea Utara.