Varian yang ditampilkan saat itu diberi nama Saeqeh, Azarakhsh, dan Tazarv.
Lebih dari satu dekade kemudian, seorang insinyur senior yang terlibat dalam program menjelaskan bahwa mereka memahami aerodinamika dan struktur pesawat sehingga mampu membuat sendiri komponen modifikasi F-5.
Baca Juga:
Teror Drone Kamikaze Guncang Pangkalan Irak, Siapa Dalangnya?
Ia mengatakan struktur F-5 tidak terlalu rumit karena minim penggunaan material komposit, sehingga tantangan terbesar justru ada pada sistem avionik.
Menurutnya, mesin tidak menjadi kendala karena Iran memiliki banyak stok mesin J-85 dari F-5, sementara suku cadang juga bisa diperoleh dari berbagai sumber lain di dunia.
Namun, avionik memerlukan kreativitas lebih lanjut, sehingga Iran membeli komponen dari Rusia jika tak bisa lagi mendapatkan dari Amerika atau sekutunya.
Baca Juga:
Ketegangan AS-Iran Kembali Membara Lewat 'Mulut Pedas' Trump
Hal itu dimungkinkan karena Rusia sebelumnya telah mempelajari sistem F-5 yang ditinggalkan di Vietnam, sehingga memudahkan Iran memperoleh analog teknologinya.
Hasilnya, jet tempur buatan Iran menjadi kombinasi sistem Amerika dan Rusia, bahkan sempat menghasilkan program bersama seperti Shafaq, meski hanya berhenti di tahap prototipe.
Perubahan paling menonjol dari rancangan F-5 adalah modifikasi ekor tunggal menjadi ekor ganda, yang menjadi ciri khas Saeqeh dan varian berikutnya, termasuk Shafaq.