Puluhan ribu orang telah tewas, dalam apa yang oleh PBB digambarkan sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Menurut pihak berwenang Saudi, koalisi melancarkan operasi militer skala besar setelah rudal yang ditembakkan oleh pemberontak menewaskan dua orang di kerajaan itu.
Baca Juga:
Arab Saudi Batasi Penggunaan Tanah oleh Pasukan AS Serang Houthi
Korban yang menewaskan dua orang tersebut merupakan kematian pertama dalam tiga tahun ini.
Serangan udara itu menewaskan tiga warga sipil, termasuk seorang anak dan seorang wanita, kata petugas medis Yaman kepada AFP.
Koalisi mempertahankan operasinya dilakukan sesuai dengan hukum humaniter internasional, berulang kali mendesak Houthi agar tidak menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
Baca Juga:
Berbekal Perangkat Jadul, Houthi Nekat Lawan AS yang Andalkan Jet Tempur Canggih F-35
Duta Besar Saudi untuk Yaman, Mohammed Al Jaber, menuduh bahwa pemberontak menggunakan senjata Iran untuk menyerang kerajaan, yang menyamakan Houthi dengan kekuatan seperti Hizbullah di halaman belakang.
"Dengan menggunakan senjata Iran yang diluncurkan dari Yaman, milisi Huthi membunuh dua warga sipil. [...] Ini merupakan tindakan kriminal dan teroris lainnya," cuitnya pada Sabtu.
Serangan Houthi juga dikutuk oleh kedutaan Prancis dan AS di Saudi, serta sekutu Teluk Arab kerajaan.