Beberapa pakar menyoroti dampak sistem ini terhadap kualitas obat. Stacy Zhang, profesor madya di NYU Langone Health, menilai harga yang sangat rendah dapat mendorong produsen mengambil jalan pintas dalam produksi, berisiko menurunkan efektivitas obat.
Efektivitas Obat Generik
Baca Juga:
DeepSeek Guncang Industri AI, ChatGPT Terpaksa Ubah Strategi
Sebanyak 20 dokter, termasuk Zheng Minhua, telah mengajukan proposal kepada otoritas Shanghai, menyampaikan kekhawatiran bahwa harga tender yang terlalu rendah dapat memicu praktik tidak etis di industri farmasi.
Seorang dokter di Hangzhou, Xia Zhimin, bahkan menuding bahwa data uji klinis obat generik dalam daftar pengadaan terlalu identik dengan obat bermerek yang menjadi dasar produksinya—menimbulkan dugaan manipulasi data.
Namun, Badan Pengawas Produk Medis Nasional membantah tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai "kesalahan editorial". Artikel Xia Zhimin pun dihapus.
Baca Juga:
India Tolak BRICS Karena Tak Ingin Berbagi Mata Uang yang Sama dengan China
Di tengah kontroversi ini, masalah lain juga muncul: peredaran obat palsu yang sulit dideteksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut peredaran obat palsu sebagai masalah kesehatan global yang mengancam banyak negara, termasuk China.
Kevin Lu, profesor madya di South Carolina University, menegaskan bahwa meski pengenalan obat generik bertujuan untuk menekan biaya, sistem pengadaan tetap harus diperbaiki, terutama dalam hal pengawasan kualitas dan regulasi produksi.
Kontroversi ini mencuat di tengah meningkatnya tekanan terhadap sistem layanan kesehatan di China.