"Selama 18 bulan pertama, saya merahasiakan [Kepada keluarga] bahwa saya bergabung dengan tentara. Hingga akhirnya rahasia ini terbongkar oleh ibu saya yang menemukan seragam IDF di kamar. Dia langsung menangis" ujar Ella yang masuk tentara pada 2013, kepada Jewish News Syndicate.
Praktis, terbongkarnya keanggotaan di IDF membuat Ella mendapat sentimen dan cemoohan luar biasa dari lingkungan. Namun, itu semua tak menggoyahkan pilihannya.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
"Saya sudah terlanjur senang dan cinta kepada bendera Israel," katanya kepada Al Majalla.
Kini, Ella dipandang sebagai prajurit berprestasi. Dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun dia sudah menyandang pangkat Kapten dan menjadikannya sebagai perempuan Muslim-Arab pertama yang mampu meraih gelar tersebut.
Kisah Ella sebetulnya hanya satu dari ribuan Muslim lain yang bergabung menjadi tentara Israel.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Dua sampai tiga dekade lalu rasanya hampir tidak mungkin bagi orang Arab-Israel memilih militer sebagai jalan berkarir. Namun sekarang inilah fakta yang mungkin membuat orang terkejut dan tidak bisa diterima setiap orang: mereka yang mayoritas Muslim justru berbondong-bondong mendaftar tentara Israel.
Sebagaimana dipaparkan The Jerussalem Post, data resmi pada 2020 yang dihimpun IDF mencatat bahwa ada 606 orang dari Arab-Muslim yang bergabung. Angka ini mengalami kenaikan dari tahun 2019 sebesar 489 orang dan tahun 2018 sejumlah 436 orang.
Dalam laporan khusus Al Majalla berjudul "Exclusive: IDF - 'Our Mission is to Enlist as Many Israeli Arabs as we can'" (2022), diketahui IDF berhasil merekrut 130-350 suku Badui yang mayoritas Muslim dan 40-100 tentara dari berbagai desa dan kota berpenduduk mayoritas Muslim, untuk menjadi tentara.