Pembatasan mobilitas manusia, pengurangan kegiatan ekonomi, dan penutupan perbatasan negara dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19 di dunia, termasuk juga negara-negara anggota G-20.
Hal tersebut mengakibatkan penurunan perdagangan global dan perlambatan ekonomi nasional dari negara-negara anggota G-20.
Baca Juga:
Sherpa G20 Indonesia Pimpin Perundingan Sebagai Perjalanan Akhir Presidensi G20 Brasil
Lebih lanjut, perdagangan global belum pulih karena negara-negara G-20 dan negara di luar G-20 belum secara penuh membuka perbatasan negara mereka bagi impor barang dari luar wilayah mereka dan hati-hati terhadap kegiatan ekspornya.
Ditambah lagi, jika kasus infeksi Covid-19 turun dan cakupan vaksinasi menyeluruh di negara-negara G-20, perbatasan internasional dan antarmereka secara perlahan baru akan dibuka dengan persyaratan yang ketat.
Singkatnya, pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap pemulihan ekonomi negara-negara G-20 secara khusus dan juga perekonomian global secara umum.
Baca Juga:
Menkeu Lakukan Diskusi Strategis tentang Pembiayaan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan
Kedua, peningkatan persaingan geo-politik dan geo-ekonomi antarnegara-negara besar yang terjadi di Asia Tenggara dan Indo-Pasifik.
Peningkatan kompetisi politik, kekuatan militer, dan persaingan ekonomi terjadi di Asia Tenggara dan Indo-Pasifik.
Kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik menjadi pusat ekonomi global karena pertumbuhan ekonomi positif dan masih terbukanya peluang tumbuhnya investasi di kawasan tersebut.