Perkembangan kognitif
Semakin bertambahnya usia, perkembangan otak anak juga meningkat yang tentu saja akan memengaruhi cara berpikir atau perkembangan kognitifnya.
Di usia ini, orangtua juga perlu memahami apabila masih terdapat perbedaan cara berpikir antara remaja dengan orang dewasa. Hal ini karena peran lobus frontal yang masih belum berkembang secara maksimal. Area tersebut merupakan tempat pengambilan keputusan, mengontrol sifat impulsif, serta mempertimbangkan berbagai pilihan yang ada.
Baca Juga:
Polisi Tangkap Pelaku Penyekapan & Pemerkosaan Remaja Perempuan di Tangerang
Berikut beberapa perkembangan kognitif anak di usia 14 tahun:
- Mengembangkan kemampuan berpikir.
- Mempertanyakan aturan disekitarnya.
- Mulai berpikir tujuan jangka panjang.
- Mencoba belajar menyelesaikan masalah.
- Dapat memilih apa yang disukai dan tidak disukai.
- Terkadang mulai memicu perdebatan.
Bisa dikatakan bahwa pemikiran remaja secara umum masih tergolong abstrak. Hal ini dikarenakan di usia ini ia mengalami perubahan mood cukup sering. Maka dari itu, ada kemungkinan anak mulai mempertanyakan hal-hal yang sudah menjadi aturan di keluarga atau kehidupan sosial pada umumnya.
Perkembangan psikologis di usia 14 tahun
Pada perkembangan psikologi remaja, Anda perlu mengetahui bagaimana sisi emosional juga sosial anak di usia 14 tahun. Anda tidak perlu heran atau khawatir ketika ia memperlihatkan sikap seperti mengetahui apapun di dunia ini.
Baca Juga:
Perkosa Seorang Wanita, 3 Pemuda di Lae Parira Diringkus Satreskrim Polres Dairi
Berikut beberapa perubahan serta perkembangan psikologis pada anak usia 14 tahun yang mungkin bisa terjadi.
- Perubahan suasana hati yang tidak menentu.
- Seringkali keluar dari batasan dan ingin memperlihatkan kemandirian.
- Memilih untuk tidak mempunyai pemikiran yang sama dengan orangtua.
- Menyediakan banyak waktu dengan teman sebaya.
Perkembangan emosional
Hal yang cukup terlihat dari anak usia 14 tahun yaitu memiliki perubahan suasana hati yang tidak menentu. Apalagi jika melihat sikapnya dengan orang dewasa seperti guru atau orangtua. Ada kemungkinan ia memilih untuk adu pendapat karena merasa paling benar.
Juga perlunya mengetahui apabila kebanyakan remaja merasa dirinya lebih baik dibandingkan siapapun. Namun, dengan perlahan pula anak akan menyadari sikapnya tersebut pantas atau tidak untuk dilakukan. Hal lain yang sebaiknya sudah dipersiapkan orangtua adalah ketika anak sudah memiliki ketertarikan dengan lawan jenis. Berikan edukasi seks yang tepat sehingga anak tahu batasan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan.