WAHANANEWS.CO - Tragedi meninggalnya seorang ibu hamil di Papua usai ditolak empat rumah sakit memicu keprihatinan Komnas Perempuan yang menilai hilangnya nyawa ibu dan bayinya merupakan akibat dari ketiadaan keputusan medis yang seharusnya dapat menyelamatkan keduanya pada Rabu (26/11/2025).
Komisioner Komnas Perempuan Chatarina Pancer Istiyani menyatakan keprihatinan mendalam dan menyayangkan tidak adanya pertolongan memadai dari dokter maupun peralatan kesehatan yang seharusnya tersedia pada Rabu (26/11/2025).
Baca Juga:
Menkes Kerahkan Tim Harapan Kita Investigasi Dugaan Penolakan Pasien di Jayapura
Chatarina menyoroti tidak adanya pihak yang berani mengambil keputusan medis terhadap kondisi darurat sang ibu hingga berujung pada kematian pasien.
Menurutnya peristiwa itu mencerminkan ketidakmampuan sumber daya manusia di fasilitas kesehatan tersebut dan negara perlu menghadirkan dokter spesialis kandungan beserta kelengkapan alat agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.
Ia menegaskan bahwa kehadiran dokter kandungan dan peralatan yang memadai dapat mencegah tragedi tersebut.
Baca Juga:
Tak Semua Pekerjaan Tergantikan AI: Ini 3 Bidang yang Masih Tahan Otomatisasi
Mendagri Tito Karnavian melaporkan kasus itu kepada Presiden Prabowo Subianto yang memerintahkan audit menyeluruh terhadap layanan kesehatan di Kabupaten dan Kota Jayapura pada Senin (24/11/2025).
Tito mengatakan Gubernur Papua Matius Fakhiri diminta segera mendatangi keluarga korban dan memberikan bantuan begitu menerima informasi awal tentang insiden tersebut.
Audit yang dimaksud mencakup rumah sakit, pejabat dinas kesehatan provinsi dan kabupaten, hingga fasilitas kesehatan swasta di wilayah itu.