Pukul
14.40.05, FDR merekam ketinggian tertinggi pesawat yakni 10.900 kaki.
Setelah
ketinggian ini, pesawat mulai turun, dan autopilot tidak aktif. Arah pesawat saat itu berada pada
16 derajat dengan sikap pitch up atau
hidung pesawat pada posisi naik. Pesawat pun mulai miring ke kiri.
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
Ketika
itu, tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang, sedangkan yang
kanan masih tetap.
Pukul
14.40.10, FDR mencatat auto-throttle
tidak aktif, dan posisi pesawat menunduk.
"Sekitar
20 detik kemudian, FDR berhenti merekam data," kata Nurcahyo. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.